Momentum, Budaya Sasak, Aktivitas, Pengembangan Diri, Pengembangan Karakter, Tinjauan, KOTARAJA Melirik, Senyum Putra-Putri Tunas Bangsa.

DI BALIK INSIDEN "BENTROKAN WARGA DENGAN WAHABI" DI DESA KOTARAJA

Kisruh yang terjadi di Desa Kotaraja beberapa hari lalu berujung pada mediasi POLRES Lombok Timur, Kamis 08/08/2019. Hadir pada saat itu; Kapolres Lombok Timur, Wakapolres Lombok Timur, Sekretaris MUI Lombok Timur, Ketua Forum Komunikasi Ummat Beragama (FKUB) Lombok Timur, Kapolsek Sikur, Camat Sikur, Kepala Desa Kotaraja, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Desa Kotaraja. 

Dalam sambutannya, Wakapolres Lombok Timur Kompol. Bayu Eko Panduwinoto, S. Ik memberi pencerahan dan dan himbauan agar semua warga Desa Kotaraja bisa menahan diri untuk tidak bertindak dan menyerahkan permasalahan tsb kepada pihak yang berwajib. 
Begitu pun paparan Sekretaris MUI Lombok Timur, H. Mahsun, BA, beliau menghimbau untuk saling mengharga di tengah-tengah perbedaan faham/aliran yang terjadi di masyarakat. 
Salah satu perwakilan (Wahabi) Isrofi pada saat itu juga mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada warga Desa Kotaraja melalui perwakilan yang hadir saat itu. Dia mengaku bersalah atas insiden yang sesungguhnya tidak diharapkan. Hal itu pun terjadi karna memang sedang belajar memperdalam ilmu agama, adapun perbedaan faham yang di bawanya, jika dianggap salah agar segera ditegur. Sumber : Aripal


Keberadaan Wahabi di Kotaraja 
Kehadiran Wahabi di Desa Kotaraja sudah terdengar sejak awal tahun ini dan sempat menjadi pembicaraan di beberapa kalangan dan masyarakat setempat. Sebenarnya, pada awalnya warga masyarakat Kotaraja secara umum tidak begitu mempermasalahkan keberadaan Wahabi selama tidak ada yang merugikan. Namun beberapa bulan lalu terdengar isu bahwa Wahabi dalam pengajiannya menentang dan melarang warga untuk melakukan beberapa kegiatan yang menurutnya tergolong "bid'ah". Tentu saja hal ini sangat bertentangan dengan kebiasaan warga masyarakat Desa Kotaraja yang diantaranya; Pembacaan talqin pada acara pemakaman, Dzikir dan do'a untuk orang yang sudah meninggal dan beberapa kegiatan lainnya yang menurut mereka bukan kebiasaan orang muslim. Isu ini berkembang menjadi pembicaraan publik dan terdengar meresahkan bagi sebahagian warga.  
Untuk menanggapi akan hal ini, para Pemuda Desa Kotaraja melalui beberapa Forum Sosial Media diantaranya; WA, Messenger dan facebook sempat membuka tentang keberadaan Wahabi dan aktivitasnya yang terasa sedikit meresahkan warga. Dan sejauh yang kami pantau akan tanggapan dari beberapa pemuda di forum tersebut, beberapa yang berpendapat "biarkan saja mereka dengan keyakinannya, tidak usah mengurus keyakinan orang lain...!". Namun sebahagian besar lagi berpendapat : "Kita tidak bisa berdiam diri melihat situasi seperti ini, karna yang kita tahu saat ini mereka (Wahabi) sudah meresahkan warga dengan membid'ah-bid'ahkan berbagai kebiasaan yang selama ini kita jalani...!". 
Untuk mengambil jalan tengah atas respon para Pemuda di forum tsb, beberapa mengusulkan agar diadakan musyawarah tentang keberadaan Wahabi dan aktivitasnya dengan mengundang Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, para Pemuda dan warga Desa Kotaraja yang berkompeten dalam hal tsb. 
Belum terlaksana rencana para Pemuda untuk mengadakan musyawarah, lagi-lagi timbul permasalahan yang tidak bisa dihindarkan, salah seorang tokoh (Wahabi) yakni; Isrofi yang pada malam insiden pada suatu acara dzikiran yang diadakan di salah satu rumah warga, Isrofi menghampiri warga yang sedang dzikiran, dia melarang dzikiran tsb dan mengatakan bahwa perbuatan (dzikiran) yang dilakukan ini adalah perbuatan orang Non-Muslim. Sumber : Warga Setempat. Hingga pada akhirnya, warga keberatan dengan kalimat dan ucapan Isrofi yang sangat tidak toleran dan beretika, terlebih lagi (Isrofi) sebagai pendatang faham baru. Uacapan tsb memang terasa menyakiti dan tidak bisa diterima sehingga warga yang saat itu merasa terganggu segera mengabari sejumlah warga lainnya dan berita tsb  menyebar. Tak ayal lagi, beberapa saat setelah itu, sejumlah massa berdatangan ke lokasi, namun bukan hanya warga masyarakat Desa Kotaraja yang membanjiri tempat itu, bahkan warga Desa tetangga, yakni; loyok dan Peringga Jurang pun turut beraksi melumpuhkan Isrofi dkk serta merobohkan sebuah Mushalla yang digunakan (Wahabi) sebagai tempat mendokterin para pengikutnya. 

Info ini kami ambil dari beberapa sumber. Jika ada kekeliruan mohon saran dan masukan. Terimakasih.




Untuk Info Seputaran Kotaraja, jangan lupa mengunjungi kami di KOTARAJA MENYAPA 
Info Pendidikan di KOTARAJA LIPUTAN PENDIDIKAN 
Ceritera Unik, Lucu dan Menarik di KOTARAJA CERITA HARIAN 
Wisata Alam Pulau Lombok di SUDUT RINJANI 
Dekorasi dan Hasil Karya di KREATIVITAS KOTARAJA 
Kumpulan Cerpen di KARYA TULIS MAHKOTE SAKSAKE 


Semoga bermanfaat!
Share:

1 comment:

  1. Kota Raja sudah dikenal sbg Desa yg kental dg Alim Ulamanya yg sngt bnyk, mk tdk bijak rasanya kl kita membawa paham sempalan....terlebih lagi kalau sempat bikin resah masyarakat....Smg kejadian serupa tak terulang, dimana, dan kpnpun diwilayah NTB kita ini, terlebih lg di lotim....

    ReplyDelete

Popular Posts

Labels

Blog Archive

Blog Archive

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.