Home »
» POLEMIK ALIRAN (WAHABI) DI KOTARAJA BELUM BERUJUNG. LALU BAGAIMANA PERANAN KEPALA DESA MENUNTASKAN MASALAH INI?
Keberadaan Aliran (Faham) Wahabi di Desa Kotaraja telah menggegerkan warga sekitar. Pasalnya, oknum dari faham (Wahabi) ini tidak berlaku toleransi terhadap faham yang dijalani warga masyarakat selama ini. Mereka (Wahabi) yang baru beberapa bulan hadir di Desa Kotaraja sudah mulai menyinggung dan menyalahkan kebiasaan-kebiasaan warga yang menurutnya bid'ah.
Baca juga Keberadaan Wahabi di Desa Kotaraja
Pada awalnya warga sekitar tidak mempermasalahkan keberadaan Aliran (Wahabi) ini, karna sesungguhnya mereka juga berhak menjalani keyakinannya selama tidak saling merugikan. Namun apa yang terjadi beberapa waktu lalu (kerusuhan Warga dengan Wahabi) adalah puncak kemarahan warga karna salah satu oknum (Isrofi) dengan ucapan dan perbuatannya yang menyalahkan dan melarang keras aktivitas warga yang sedang melaksanakan dzikiran di salah satu rumah duka. Hal tersebutlah yang mengundang kemarahan massal hingga terjadi kerusuhan yang hampir saja menelan korban.
Tindak lanjut dari kasus ini;
- Mediasi Kapolres Lombok Timur, Kamis 08/08/2019
- Penyampaian aspirasi masyarakat di Balai Desa Kotaraja, Sabtu 10/08/2019.
Dari hasil tindak lanjut pihak-pihak terkait, diantaranya Kapolres Lombok Timur yang menghimbau masyarakat untuk tetap tenang dan meredam emosi, begitu pun Camat Sikur pada acara "Penyampaian Aspirasi Masyarakat" sabtu kemarin beliau mengatakan hal yang sama. Namun dari hasil sementara ini sama sekali belum memuaskan masyarakat, karna 100% dari masyarakat Desa Kotaraja ingin dengan segera mendapat tanggapan yang serius dan menghapus segala aktivitas dan simbol faham (Wahabi) termasuk bangunan (Mushalla) yang dipergunakan sebagai pusat dakwahnya selama ini.
Bagaimana Kepala Desa menyikapi masalah ini?
Seperti yang kita tahu, apa pun aktivitas warga masyarakat yang melibatkan kepentingan masyarakat banyak, sudah semestinya Kepala Desa selaku pimpinan tertinggi di desa mengetahui hal tsb. Besar dan kecilnya problema yang dihadapi masyarakat umum terkadang sangat membutuhkan peran aktif pemimpin dasa dan para pemangku kepentingan lainnya. Permasalahannya, Kepala Desa sendiri dalam pertemuan kemarin mengakui kelalaiannya selama ini yang kurang respon terhadap perkembangan Aliran baru (Wahabi) hingga berujung pada kerusuhan. Karna itu, sekarang ini warga masyarakat Desa Kotaraja mengharapkan kepedulian dan ketegasan Kepala Desa untuk menindak lanjuti sesegera mungkin permasalahan ini, karna jika tidak permasalahan ini akan berlarut-larut.
Bagaimana tanggapan masyarakat saat ini?
Berdasarkan peninjauan terhadap tanggapan masyarakat secara umum, bahwa kasus ini harus dengan segera dituntaskan mengingat gentingnya situasi dan kondisi masyarakat Desa Kotaraja.
Beberapa tanggapan yang kami serap secara langsung dari masyarakat, diantaranya;
- Jika bangunan "Mushalla" yang selama ini dipergunakan (Wahabi) tsb tidak dirobohkan, besar kemungkinan suatu saat nanti akan difungsikan lagi sebagai tempat rekrutmen jama'ah. Hal seperti ini sudah terjadi di beberapa tempat lainya, seperti ; di Kesik, Suralaga dan banyak tempat lainnya yang kejadiannya hampir sama. Sebagai contoh di Suralaga, kerusuhan yang terjadi antara aliran (Wahabi) dengan warga sekitar didamaikan dengan menutup segala aktivitas (Wahabi) kemudian simbol berupa Mushalla difungsikan sebagaimana mestinya. Namun apa yang terjadi? Dalam waktu sekian lama Mushalla tsb kembali dipergunakan sebagai pusat dakwah dan rekrutmen anggota/jamaah (Wahabi). Kembali masyarakat mendemo, dan penyelesaiannya dengan cara yang sama. Dan pada akhirnya, jama'ah tsb berkembang dan menyebar. Hingga saat ini Suralaga menjadi salah satu Pusat Dakwah Wahabi terbesar di Lombok Timur.
- Semua aktivitas (wahabi) di Desa Kotaraja dihentikan, kemudian bangunan (Mushalla) yang dipergunakan selama ini harus ratakan (dirobohkan), Karna jika tidak, tidak akan ada yang bisa menjamin terjadi konflik dan hal-hal yang tidak diinginkan yang mungkin saja berdampak lebih fatal lagi. Robohkan harga mati
- Oknum terkait (Isrofi) agar diasingkan dari Desa Kotaraja demi kenyamanan dan ketentraman masyarakat.
Begitulah tanggapan masyarakat yang dapat kami himpun terkait problema yang kita hadapi saat ini.
Jika ada kekeliruan atas apa yang kami sampaikan, mohon saran dan masukan!.
Terimakasih, infonya..
ReplyDeleteJangan lupa mampir kesini http://bit.ly/2W57RNC
Sama". Semoga bermanfaat
Delete